Friday, 29 January 2016

stroke dan hipertensi, hipertensi reaktif



Hipertensi reaktif pada stroke
Apa itu hipertensi???
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistol >140 mmhg dan diastol >90 mmhg secara kronis. Pengembangan  Joint National Committe 8 (JNC VIII) hipertensi dibagi berdasarkan klasifikasi usia penderita dan penyakit penyerta
Tabel klasifikasi hipertensi (JNC VIII)
kalsifikasi
Tekanan darah sistol (mmhg)
Tekanan darah Diastol (mmhg)
Usia < 60 tahun
<140
<90
Usia >60 tahun
<150
<90
Semua usia + DM
<140
<90
Semua usia + CKD
<140
<90

Apakah ada hubungan stroke dengan hipertensi ??
Ada hubungan timbal balik, baik berupa hipertensi sebagai pencetus terjadinya stroke, maupun stroke yang mencetuskan hipertenasi. Hubungan stroke dengan hipertensi inilah yang disebut dengan hupertensi reaktif. Hipertensi reaktif adalah hipertensi yang terjadi akibat adanya gangguan sirkulasi serebrovaskular baik akibat stroke hemoragis maupun nonhemoragis secara otomatis kaibat autoregulasi serebrovaskular. Tujuan mekanisme ini adalah usaha tubuh untuk mencukupi aliran darah ke serebral.
Pada hipertensi reaktif tekanan darah sistol bisa melebihi 200mmhg dan diastol >100 mmhg. Hal ini dianggap normal dan tidak diperlukan intervensi menurunkannya dengan obat antihipertensi. Namun merupakan kontraindikasi memberikan obat antihipertensi selama stroke masih digolongkan dalam fase akut yaitu saat munculnya stroke sampai hari ke 7. Namun jika tekanan diastol >220 mmhg maka obat hipertensi dapat diberikan, dengan terget pada stroke infark diatas 140mmhg dan stroke hemoragis >180mmhg.

Mungkinkah pada stroke terjadi hipotensi???
Sangat mungkin, namun jarang terjadi. Jika terjadi hipotensi harus dicari etiologinya seperti ischemia miocardium, aritmia, hipovolemia dan lain lain secara cepat, jika dibiarkan hal ini akan memperburuk stroke pada penderita.
Penggunaan obat vasopresor dapat diberikan baik berupa infusan maupun injeksi. Obat vasopresor berupa fenilefrin, dopamin dan norepinefrin. Dimulai dari dosis kecil dipertahan sampai tekanan darah optimal 140mmhg pada kondisi akut srtoke.



Jika begini halnya, apakah saat terjadinya stroke boleh minum obat hipertensi?
Tidak boleh dilokasi saat terjadinya stroke. Bawalah  penderita stroke untuk mendapat pertolongan ke IGD. Di IGD dapat dilakukan monitoring tekanan darah secara cermat dengan bantuan alat monitor elektrik.

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca blog saya, silakan tinggalkan komentar